Categories: BeritaIndustriObat

Siapa Raja Farmasi Tahun 2023? Ini Sosoknya

OBATDIGITAL – Novo Nordisk selayaknya berterima kasih Ozempic dan dan Wegovy.

Berkat obat diabetes dan obesitas, penjualan produk pabrik farmasi asal Denmark melampaui ekspektasi. Novo Nordisk membuat lompatan signifikan, melonjak lima tingkat didorong oleh meroketnya penjualan dua obat itu.

Sementara itu, raja farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer, harus menyerahkan peringkat 1, karena penghasilannya merosot tajam. Ini karena vaksin COVID-19, Comirnaty dan obat Paxlovid tak laku lagi dijual setelah COVID-19 mereda. Pfizer menyerah lantaran pendapatannya anjlok 41% dari rekor industri US$100,3 miliar pada tahun 2022 menjadi US$58,5 miliar tahun lalu.  Setelah keduanya digabungkan untuk menghasilkan penjualan sebesar UD$56,7 miliar pada tahun 2022,dan  pendapatan mereka turun  hingga gabungan penjualan sebesar US$12,5 miliar pada tahun lalu.

Perubahan pada peringkat tertinggi dan terendah disebabkan oleh anjloknya penjualan produk-produk COVID-19.

Menurut Fiercepharma.com, Pfizer terpaksa menyerahkan kursi nomor kepada Johnson & Johnson, perusahaan farmasi yang juga berpusat negeri Paman Sam.

Johnson & Johnson mengalami peningkatan penjualan sebesar 6,5% menjadi US$85,2 miliar. Hal ini merupakan hal yang lumrah bagi J&J, yang telah berjalan selama satu dekade dari tahun 2012 hingga 2021 sebagai pemimpin pendapatan di industri ini.

Sedangkan Moderna dan BioNTech, yang masing-masing menduduki slot No. 18 dan No. 20, pada tahun 2022, dengan penjualan sebesar US$19,3 miliar dan 17,3 miliar euro ( US$18,2 miliar). Keduanya termasuk dalam 20 besar industri pada tahun 2021, namun, tahun lalu, pendapatan mereka anjlok menjadi US$6,8 miliar dan 3,8 miliar euro (US$4,1 miliar).

Berikut urutan 20 besar pendapatan industri farmasi global versi Fierce Pharma:

1. Johnson & Johnson, pendapatan US$85,16 milyar (2023), US$ 79,99 milyar (2022);

2. Roche, pendapatan US$65,32 milyar (2023), US$66,26 milyar (2022);

3. Merck, pendapatan US$60,1 milyar (2023), US$59,3 milyar (2022);

4. Pfizer, pendapatan US$58,5 milyar (2023), US$100,3 milyar (2022);

5. Abbvie, pendapatan US$ 54,3 milyar (2023), US$58,1 milyar (2022).

Sumber: Fierce Pharma

 

 

Aries Kelana

Pernah menjadi redaktur kesehatan di sejumlah media cetak nasional dan media online. pernah menjadi pemimpin redaksi di media online nasional, pernah menjadi juri beberapa lomba penulisan jurnalistik, lomba penulisan dokter. Selain itu, pernah menjuarai berbagai lomba penulisan jurnalistik tingkat nasional dan internasional. Menulis buku dan menjadi editor beberapa buku karya dokter.

Recent Posts

Peneliti: Minyak Zaitun Cegah Pikun

Tak cuma penyakit jantung dan stroke, minyak zaitun juga baik untuk mencegah demensia.

2 hari ago

Ini Prestasi Mayapada Hospital Sehingga Mendapat Penghargaan Level Asia

Mayapada Hospital meraih penghargaan Helhcare Asia Awards 2024 di bidang ketahanan dan sumberdaya manusia.

2 minggu ago

Ngeri, Obat GERD Dikaitkan Dengan Migrain

OBATDIGITAL - GERD merupakan salah satu penyakit pencernaan yang banyak diderita banyak orang, termasuk kalangan…

2 minggu ago

Dinilai Sukses Bikin Sistem Rujukan Nasional, RS Jantung Harapan Kita Sabet Dua Penghargaan Sekaligus

OBATDIGITAL - Pusat Kardiovaskular Nasional Harapan Kita (NCCHK) atau dikenal dengan nama Rumah Sakit jantung…

2 minggu ago

Lewat Teater Musikal, YKI Yakinkan Pasien Kanker Tak Perlu Takut Berobat

OBATDIGITAL - Dalam menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-47, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menggelar acara…

2 minggu ago

Tanaman Ini Diklaim Peneliti Bisa Menyembuhkan Penyakit Neuropati

OBATDIGITAL - Blessed thistle (Cnicus benedictus) adalah tanaman dalam keluarga Asteraceae dan juga tumbuh di…

3 minggu ago

This website uses cookies.