OBATDIGITAL – Studi baru dari Flinders University, Australia, telah menunjukkan obat yang sebelumnya digunakan untuk mengobati depresi dapat digunakan untuk mengurangi keparahan sleep apnea obstruktif (OSA), sejenis penyakit “ngorok”.
Meskipun belum mengidentifikasi obatnya, para penulis mengatakan penelitian ini membuka jalan lebih lanjut untuk pengembangan obat masa depan yang ditargetkan pada sejumlah besar orang yang tidak dapat mentolerir terapi sleep apnea saat ini, seperti mesin continuous positive airway pressure (CPAP).
Tim menjalankan uji coba cross-over double blind, terkontrol plasebo, acak, multicenter dengan kolaborator di Woolcock Institute di Sydney (mengikuti standar emas untuk uji coba obat) dengan 16 orang yang memiliki OSA.
Mereka menguji dosis tunggal obat depresi reboxetine dibandingkan dengan kombinasi reboxetine dan oxybutynin atau plasebo.
“Hasil kami menunjukkan bahwa reboxetine sendiri dapat mengurangi keparahan sleep apnea,” kata Dr. Thomas Altree dari FHRMI: Sleep Health (sebelumnya bernama the Adelaide Institute for Sleep Health).
Mayapada Hospital meraih penghargaan Helhcare Asia Awards 2024 di bidang ketahanan dan sumberdaya manusia.
OBATDIGITAL - GERD merupakan salah satu penyakit pencernaan yang banyak diderita banyak orang, termasuk kalangan…
OBATDIGITAL - Pusat Kardiovaskular Nasional Harapan Kita (NCCHK) atau dikenal dengan nama Rumah Sakit jantung…
OBATDIGITAL - Dalam menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-47, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menggelar acara…
OBATDIGITAL - Blessed thistle (Cnicus benedictus) adalah tanaman dalam keluarga Asteraceae dan juga tumbuh di…
OBATDIGITAL - Novo Nordisk selayaknya berterima kasih Ozempic dan dan Wegovy. Berkat obat diabetes dan…
This website uses cookies.