21 September 2024

Wabah Cacar Monyet Merajalela, WHO Perintahkan Segera Produksi Masal Vaksin MPox

OBATDIGITAL – Wabah cacar monyet (monkeypox – mpox)  telah melanda sejumlah negara di Afrika. Bahkan satu kasus sudah ditemukan di Swedia. Sejumlah varian virus baru ditemukan, seperti Clade 1b, dan Clade-2. Untuk mencegah penularan virus yang lebih massif, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai mendesak sejumlah produsen vaksin menambah kapasitas produksinya.

“Kita benar-benar membutuhkan para produsen untuk benar-benar meningkatkan produksi sehingga kita memiliki akses ke lebih banyak vaksin,” kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan seperti dikutip MedicalXpress (17/8/2024).

Sejauh ini ada dua produsen vaksin mpox, yaitu MVA-BN, yang diproduksi oleh perusahaan obat Denmark Bavarian Nordic, dan LC16 dari Jepang. LC16 sebenarnya vaksin yang tidak ditujukan untuk dikomersilkan, namun jika ada kasus mendesak, bisa dilakukan. Harris mengatakan WHO akan mengontak pemerintah Jepang untuk mendonasikan vaksin itu.

Harris mengatakan ada 500.000 dosis MVA-BN dalam stok, sementara 2,4 juta dosis tambahan dapat diproduksi dengan cepat, jika ada komitmen dari pembeli. Selain dari dua produsen tersebut, WHO juga meminta negara-negara yang memiliki stok banyak segera menyumbangkannya ke negara-negara terdampak. Untuk tahun 2025, 10 juta dosis tambahan dapat diproduksi, berdasarkan permintaan pengadaan.

Lembaga amal Doctors Without Borders mengatakan negara-negara dengan persediaan vaksin tetapi tidak ada wabah “harus menyumbangkan sebanyak mungkin dosis” ke negara-negara yang terkena dampak di Afrika. Mereka mendesak Bavarian Nordic untuk menurunkan harganya, dengan mengatakan MVA-BN berada di luar jangkauan sebagian besar negara tempat mpox menjadi ancaman.

Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah (IFRC) dan Bulan Sabit Merah, jaringan kemanusiaan terbesar di dunia, mengatakan mereka menghadapi tantangan signifikan dalam menangani mpox. Bronwyn Nichol, pejabat senior kedaruratan kesehatan masyarakat IFRC, mengatakan sebagian besar stok vaksin berada di negara-negara kaya, dan yang dikirim ke Afrika sejauh ini “hanya setetes air dalam ember”.

“Terjadi kekurangan kritis dalam hal pengujian, perawatan, dan vaksin di seluruh benua. Kekurangan ini sangat menghambat kemampuan untuk menahan wabah,” katanya.

Sejumlah negara di Benua Hitam ini tengah dilanda kekawatiran akan merebak dan meluasnya wabah penyakit tersebut. Republik Demokrasi Kongo misalnya, diinfeksi virus varin clade 1b. Diperkirakan virus ini akan menyebar ke sejumlah negara tetangganya.

Terdapat dua subtipe virus yang menyerang sejumlah negara Afrika. Yaitu: Clade 1 yang lebih ganas dan mematikan, endemik di Cekungan Kongo di Afrika tengah; dan Clade 2, endemik di Afrika Barat. Mpox menyerang banyak anak-anak berusia 12-17 tahun di sana dan bisa mengakibatkan kematian.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, seperti dilansir bbc.com (15/8/2024) menyebutkan terdapat lebih dari 14.500 infeksi mpox dan lebih dari 450 kematian akibat mpox antara awal tahun 2024 hingga penghujung Juli 2024. Angka infeksi tersebut meningkat 160% daripada periode yang sama tahun lampau. Sedangkan angka kematiannya naik 19%.

Cacar monyet sebenarnya bukan penyakit baru dan menurut catatan sudah terdapat laporan 100 negara yang memiliki kasus penyakit tersebut. Sejauh ini bisa dikendalikan dengan pemberian vaksin. Namun subtype mpox – Clade 1 dikenal sebagai strain yang mematikan. Inilah yang membuat WHO was-was dan meminta semua negara memberikan perhatian serius terhadap wabah ini.

Aries Kelana

RSS
Follow by Email
X (Twitter)
Visit Us
Follow Me
Instagram