Vaksin yang dikenal luas adalah obat yang digunakan untuk mencegah penularan penyakit. Tetapi belakangan pengertian vaksin berkembang. Obat yang berasal dari organ hidup dan digunakan untuk menyembuhkan penyakit juga disebut vaksin.
Vaksin yang dikenal selama ini berasal dari bakteri, racun dari bakteri, dan virus yang dilemahkan atau dinaktifkan. Vaksin sepertidibuat bertujuan untuk merangsang tubuh manusia meningkatkan kekebalannya terhadap serangan suatu penyakit.
Ada beberapa vaksin yang sudah dipakai secara luas oleh para dokter maupun tenaga kesehatan lain. Yaitu:
- Vaksin BCG. Nama BCG dalam vaksin ini adalah Bacillus Calmette-Guerin. Nama ini diambil nama penemu vaksin. Vaksin BCG dibuat untuk mencegah timbulnya penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium bovis. Vaksin ini berasal dari bakteri yang dilemahkan guna merangsang hipersentivitas terhadap kuman TB – atau awam menyebut TBC itu.Vaksin ini disebut vaksin anak karena diberikan tak lama setelah bayi lahir dan diberikan sekali saja. Namun demikian bayi yang sudah divaksin, belum dijamin akan terbebas dari infeksi TB. Pasca suntikan akan muncul pembengkakan di sekitar injeksi dengan diameter 1 centimeter. Namun akan hilang dengan sendirinya dalam 6-10 pekan.
- Vaksin Campak terkadang diberikan tersendiri namun ada pula yang diberikan dalam bentuk vaksin gabungan – measles, mumps, dan rubella (MMR). Vaksin campak diberikan sekali saja yaitu pada usia bayi 6-9 bulan. Vaksin campak memiliki efek samping; demam selama seminggu, ensefalitis (sangat jarang terjadi). Vaksin MMR diberikan pada anak ketika sudah menginjak usia 12-15 bulan. dan dilanjutkan untuk pemberian dosis kedua tiga bulan berselang. Efek samping: malaise, demam, gatal-gatal timbul sepekan setelah vaksinasi, meningo-ensefalitis juga pernah dilaporkan.
- Vaksin DPT/TT. Vaksin ini merupakan vaksin gabungan dari vaksin difteri, pertusis dan vaksin tetanus. Penyatuan 3 vaksin tersebut lebih dilatarbelakangi oleh efisiensi. Vaksin difteri berasal dari anti racun dari toksin Corynebacterium diphteriae yang dikeluarkan dari bakteri difteri.Kemudian vaksin tetanus toksoid (TT) juga bersifat anti toksin tetanus. Sehingga bila ada luka yang terinfeksi oleh tetanus, si pasien tidak akan terkena penyakit. Sedangkan vaksin pertusis untuk mencegah timbulnya batuk rejan.
Vaksin DPT/TT diberikan kepada anak-anak sebanyak 3 kali dengan rentang 4 minggu. Diberikan pada 0-2 bulan. Vaksin ini pun bisa diberikan pada usia 1-6 sebanyak 1 kali dengan vaksin penguat. Sedangkan pada usia antara 6-14 tahun diberikan vaksin TT sebanyak 2 kali (rentang 4 minggu atau DT 1 kali.
- Vaksin Flu biasanya dikonsumsi oleh orang yang tinggal di daerah yang mengenal 4 musim, seperti Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia Utara dan Australia. Tujuannya untuk mencegah terkena penyakit flu pada musim dingin. Namun ada beberapa orang yang tinggal di daerah tropis juga mengonsumsi vaksin flu bila musim hujan tiba.
- Vaksin Haemophyllus influenza tipe B (HiB) ini juga berasal dari virus yang dilemahkan. Vaksin ini biasanya diberikan bersamaan dengan imunisasi rutin, meskipun bukan termasuk imunisasi rutin. Yaitu diberikan pada saat bayi berumur 2 tahun.Tapi karena bukan termasuk imunisasi rutin, tak semua bayi diiimunisasi vaksin ini. Dosis vaksin HiB diberikan 3 kali dengan interval. Karena cukup efektif, vaksin HiB tak perlu booster setelah ia menginjak dewasa. Meski begitu bila terkena infeksi HiB yang invasif, orang dewasa perlu juga diimunisasi lagi, terutama penderita sckle cell, pasien tanpa limfa, dan terkena penyakit keganasan. Efek samping: demam, sakit kepala, malaise, kurang nafsu makan, muntah, diare, menangis berkepanjangan.
- Vaksin Hepatitis A berasal dari virus hepatitis A yang dikembangbiakkan dalam sel diploid manusia. Kemudian diinaktifkan.Vaksin ini umumnya tidak diberikan kepada anak-anak melainkan pada orang dewasa. Orang-orang yang rentan terkena hepatitis A antara lain, wartawan, penderita hemofili faktor VIII dan faktor IX. dan orang-orang yang rentan terkena infeksi karena perilaku seksualnya. Begitu juga untuk wisatawan yang bepergian ke wilayah berisiko. Mereka dianjurkan untuk mengimunisasi vaksin hepatitis A.Efek samping: demam, sakit kepala, lelah, kulit dan mata berwarna kuning, mual, dan tidak nafsu makan.
- Vaksin Hepatitis B. Vaksin Hepatitis B boleh dibilang sebagai vaksin anak juga. Vaksin ini terbuat dari virus hepatitis B yang diinaktifkan. Selain itu juga dibuat dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin ini bisa diberikan kepada anak-anak. Pada bayi diberikan 3 kali dengan interval antara suntikan pertama dan kedua berselisih 4 bulan. Begitu pula interval antara suntikan vaksin kedua dan ketiga. Suntikan dimulai pada saat bayi berumur 0 bulan.Kemudian, sebenarnya setelah menginjak usia 1-6 tahun, bayi harus mendapatkan vaksin lagi yang bersifat penguat atau booster dengan dosis sekali suntik. Bagi anak-anak yang lahir dari ibu, atau keluarga dekat yang berisiko terkena hepatitis, vaksin ini sangat dianjurkan diberikan.
Meski sudah divaksinasi hepatitis B, yang bersangkutan tetap harus berhati-hati, karena tetap ada kemungkinan akan terinfeksi virus mematikan. Maklum hepatitis B merupakan virus yang menyebabkan peradangan hati dengan jumlah penderita yang cukup banyak dan berisiko terkena kanker hati bila tak ditangani serius.
- Vaksin kolera merupakan vaksin yang berasal dari bakteri Vibrio cholerae subtipe Inaba dan Ogawa yang dimatikan dengan pemanasan. Dengan vaksin ini, seseorang bisa terhindar dari kolera yang mewabah. Vaksin ini diberikan orang yang tinggal di daerah risiko tinggi terkena kolera.
- Vaksin Pneumokokal dianjurkan untuk anak-anak usia di atas 2 tahun dan memiliki berbagai risiko penyakit seperti penyakit ginjal kronis, sickle cell, diabetes melitus. Vaksin tunggal sudah cukup efektif untuk mencegah infeksi pneumokokus.
- Vaksin Polio. Kata polio pada vaksin ini merupakan kependekan dari poliomielitis. Sedangkan vaksin polio berasal dari virus poliomielitis yang diinaktifkan. Vaksin itu merupakan vaksin oral, namun belakangan telah dikembangkan menjadi vaksin suntik.Vaksin ini bisa diberikan kepada anak-anak dan dewasa. Gunanya untuk mencegah serangan virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Pada anak-anak, vaksin polio diberikan 3 kali dengan rentang 4 bulan antara vaksinasi dengan vaksinasi berikutnya. Anak-anak bisa diberikan ketika berusia 0 bulan hingga 2 bulan.
Kemudian pada usia 1-6 tahun bisa diberikan vaksin polio yang berfungsi sebagai penguat atau booster. Dapat pula diberikan pada saat berumur 6-14 tahun. Sedangkan ketika menginjak dewasa, bisa diberikan apabila belum pernah diimunisasi dengan dosis 3 kali dan diberikan pada rentang 4 minggu. Vaksin polio juga diberikan bila ingin mengunjungi daerah endemik polio.
- Vaksin rabies biasanya diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi. Misalnya, orang yang bekerja di peternakan hewan, dokter hewan, penjinak binatang atau petugas keamanan yang sering menggunakan hewan untuk melacak aksi kejahatan atau pengunjuk rasa, petugas pelabuhan, atau penyayang binatang. Sebab, rabies berkembang pada hewan dan bisa menular ke tubuh manusia lewat gigitan atau air liur. Vaksin ini diberika sebanyak 3 kali mulai pada hari pertama, kemudian hari ke-7 dan terakhir hari ke-28.
- Vaksin Tifes (Tifoid). Vaksin tifes atau tifoid diperuntukkan untuk mencegah datangnya penyakit demam tifoid atau tifes. Maklum penyakit ini terbilang lumayan banyak pednerita di Indonesia. Tifes disebabkan oleh bakteri Salmonella parathypi dan Salmonella thypi. Vaksin tifes tersedia dalam bentuk oral dan disuntikkan. Namun tidak seperti vaksin lain yang bisa bertahan tahunan atau bahkan seumur hidup, vaksin tifes hanya efektif pada hitungan hari atau 3 tahun. Vaksin tifes yang suntikan bisa bertahan 3 tahun dan diberikan booster setiap 3 tahun. Sedangkan yang oral cukup efektif selama 7-10 hari. Diminum 2 hari sekali.
- Yellow fever (demam kuning) adalah penyakit yang ditularkan oleh flavirus A melalui perantara nyamuk Aedes aegypti – penyebab virus Dengeu. Orang yang terinfeksi virus ini berisiko terkena ensefalitis.Ada pun vaksinnya berasal dari vflavirus A yang dilemahkan, lalu dibiakkan pada ayam. Vaksin demam kuning. Tidak ada kewajiban setiap bayi atau orang dewasa divaksinasi, kecuali petugas laboratorium atau yang rentan terkena penyakit yang tengah ditangani.
Sumber: Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000