OBATDIGITAL – Beberapa hari lalu Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) telah mengumumkan 5 merek obat yang mengandung etilen glikol, dietil glikol yang melebihi ambang batas. Ini menyusul ditemukan ratusan anak terkena gagal ginjal akut, sebagian di antaranya meregang nyawa.
Kini menemukan lagi tiga merek obat yang juga mengandung etilen glikol dan dietil glikol. Yaitu: Paracetamol Sirup Rasa Peppermint, dan Vipcol Sirup – semuanya produksi PT Afifarma.
Dari penelusuran lebih lanjut, ditemukan bahan baku yang digunakan industri tersebut tidak memenuhi persyaratan.
Untuk itu, terhadap semua produk sirup cair PT Afifarma yang menggunakan 4 pelarut Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol akan dilakukan penghentian proses produksi dan distribusi, serta akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam jumpa persnya (31/10/2022), Kepala BPOM Penny K Lukito berharap dengan adanya penyelidikan dan penegakan hukum ini dapat memberikan efek jera kepada para pelaku.
“Selain membuat jera, diharapkan mampu memperkuat Sistem Jaminan Keamanan Obat, sehingga pihak-pihak dalam sistem ini dapat memastikan hal-hal seperti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.
Hal ini juga bisa menjadi masukan pada sistem keamanan mutu obat internasional untuk memperkuat sistem yang ada, sehingga institusi pengawasan obat di berbagai negara bisa melaksanakan tugas pengawasan lebih baik.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Pipit Rismanto mengatakan penegakkan hukum akan ditegakkan secara transparan dan objektif.
“Ini bukan hanya masalah BPOM, Polri, ataupun Kemenkes, tetapi masalah bersama untuk diselesaikan agar masyarakat mendapat kepastian obat yang layak dikonsumsi dan yang tidak layak dikonsumsi dan sesegera mungkin mampu memberikan pencegahan,” jelasnya dalam rilisnya.
Berita Terkait
Pfizer Ajak 2 RS Kembangkan Telekonsultasi Kanker Payudara
Studi Terbaru Tunjukkan Vitamin D Bisa Turunkan Tekanan Darah Pada Obese Lansia
Hadapi Bahaya Pneumonia, Masyarakat Perlu Diedukasi