OBATDIGITAL – Peran teknologi dalam industri kesehatan sangatlah penting di era revolusi saat ini. Adanya kemajuan teknologi yang kian meningkat dari tahun ke tahun membuat industri kesehatan mampu menghasilkan inovasi terbaru.
Salah satunya dibuktikan melalui metode revolusioner bernama “METAPHOR” yang dikembangkan oleh tim Bioengineering in Reproductive Health, Amerika Serikat.
Seperti dilansir dari Medical Xpress (2/7/2024), tim yang berasal dari Institute for Bioengineering of Catalonia (IBEC) mengemukakan bahwa METAPHOR merupakan sebuah teknologi baru yang dirancang untuk membantu pasien dalam hal meningkatkan kemungkinan keberhasilan proses reproduksi. Biasanya terjadi pada pasien yang kesulitan hamil atau mandul.
Dengan menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), METAPHOR diklaim mampu memvisualisasikan metabolisme embrio yang diperoleh melalui fertilisasi in vitro (bayi tabung) untuk memutuskan embrio mana yang paling mungkin ditanamkan dengan benar di dalam rahim.
Hasil dari penggunaan metode METAPHOR akan lebih akurat dan dapat diandalkan dibandingkan dengan metode tradisional.
Hal ini dikarenakan METAPHOR memperlihatkan hasil gambar secara 3D yang mengungkapkan warna yang ada dalam embrio dengan cara yang sepenuhnya non-invasif.
Senyawa fluoresen alami tertentu yang ada di dalam metabolisme embrio juga merupakan kunci proses seperti respirasi sel atau konsumsi nutrisi sehingga METAPHOR dapat diandalkan untuk memantau kesehatan embrio.
Tidak hanya dijadikan sebagai analisis embrio, metode METAPHOR juga sangat tepat dalam menganalisis oosit (selanjutnya disebut “sel telur”).
Sel telur terbaik nantinya dipilih untuk proses bayi tabung. Adapun cara kerjanya adalah dengan membandingkan sel telur muda dan tua dengan akurasi 96% sebab usia merupakan tolok ukur kelangsungan hidup dari sel telur itu sendiri.
Anna Seriola, peneliti senior di kelompok Ojosnegros, menambahkan, pihaknya dapat menilai hilangnya kualitas sel telur yang terkait dengan hilangnya kesuburan seiring bertambahnya usia.
“Kami mencari apa yang disebut ‘tanda tangan molekuler’, karakteristik sel yang terkait dengan hilangnya kesuburan ini, seperti distribusi mitokondria,” ujar Seriola.
Dari informasi ini, pihaknya dapat memprediksi sel telur mana yang akan berkembang dan mana yang tidak. Ini akan menjadi terobosan dalam pengelolaan donasi dan pelestarian kesuburan,” pungkasnya.
Berita Terkait
Nobel Kedokteran Tahun Ini Jatuh Kepada Peneliti Micro-RNA
Catat, Bayi Yang Lahir Lewat Teknologi Bayi Tabung Berpotensi Terkena Penyakit Kelainan Jantung Bawaan
BPOM AS Setujui Vaksin Flu Berbentuk Semprotan