OBATDIGITAL – PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menargetkan pertumbuhan perusahaan hingga dua digit. Karenanya, ada sejumlah strategi yang dilakukan oleh perusahaan farmasi tersebut.
Kinerja KLBF di tahun ini dinilai ahli cukup kuat. Analis BNI Sekuritas, Aurellia Setiabudi menjelaskan, pertumbuhan kinerja KLBF didukung oleh seluruh segmen bisnisnya, antara lain segmen distribusi yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi hingga 25,7%, segmen obat resep, konsumer, dan makanan nutrisi. Keseluruhannya menyumbangkan pendapatan KLBF yang naik hingga 13,6% atau sebesar Rp 26,25 miliar pada 2021 lalu.
“Laba usaha bertumbuh 12,5% menjadi Rp 3,07 triliun dengan margin laba bersih menurun 10 basis poin ke posisi 11,7% pada 2021,” sebut Aurellia dalam risetnya dikutip dari investor.id (22/2/2022).
Untuk tahun ini, KLBF telah merencanakan sejumlah strategi untuk mencapai target pertumbuhan dua digit. Di segmen obat resep, KLBF akan menambah produk obat resep dengan mengembangkan produk yang mirip dengan obat berlisensi (biosimilar) dan obat tradisional (bioscience), yang rencananya akan dikomersialisasi tahun 2022 ini, dan mulai diproduksi lokal pada 2023-2024 mendatang.
KLBF juga akan menggunakan teknologi mRNA (messenger ribonucleic acid) untuk mengembangkan terapi gen. Hal ini juga dilakukan untuk mempersiapkan kehadiran vaksin GX-19, yang diprediksi permintaannya bisa mengalami penurunan saat diluncurkan pada semester kedua tahun ini.
Sementara itu di segmen konsumer, KLBF akan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk kesehatan yang harganya akan naik sebesar 1% hingga 5%.
Di segmen nutrisi, KLBF akan mengembangkan produk secara selektif, sedangkan di segmen distribusi KLBF menargetkan bisa tumbuh hingga 13% ditunjang aplikasi EMOS (Electronic Mobile Order System), yaitu aplikasi penyedia layanan distribusi produk farmasi dan kesehatan antar bisnis ke bisnis (B2B).
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, KLBF bekerja sama dengan PT Amarox Global Pharma dalam memasarkan molnupiravir dengan merek dagang Movfor. Obat antivirus COVID-19 tersebut merupakan produk molnupiravir pertama yang telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
KLBF dinilai memiliki kemampuan infrastruktur pemasaran dan distribusi yang kuat, didukung 76 cabang distribusi di 34 provinsi. Movfor telah diluncurkan secara resmi pada 15 Februari 2022 lalu.
Berita Lain
Haleon-Halodoc Bikin Klinik Panadol Cekatan Di Pedesaan
Apakah benar Ada Hubungan Riset Yang Mahal Tentukan Harga Obat
Kasus COVID-19 Menurun, Novavax Batalkan Kontrak Dengan Fujifilm