15 Februari 2025

Obat Digital

Berita Seputar Farmasi dan Kesehatan

Tanaman Ini Diklaim Peneliti Bisa Menyembuhkan Penyakit Neuropati

OBATDIGITAL – Blessed thistle (Cnicus benedictus) adalah tanaman dalam keluarga Asteraceae dan juga tumbuh di iklim kita. Selama berabad-abad, telah digunakan sebagai ramuan obat dalam bentuk  ekstrak atau teh. Tanaman itu  misalnya, sebelumnya diklaim bisa membantu sistem pencernaan dan memperlancar laktasi.

Para peneliti di Pusat Farmakologi Rumah Sakit Universitas Cologne dan di Fakultas Kedokteran Universitas Cologne, Jerman, kini telah menemukan bahwa tumbuhan itu bisa memperbaiki serabut saraf.

Itu berdasarkan riset di bawah arahan Dr. Philipp Gobrecht dan Profesor Dr. Dietmar Fischer.

Model hewan dan sel manusia telah menunjukkan bahwa cnicin secara signifikan mempercepat pertumbuhan akson (serabut saraf). Dengan demikian bisa penyembuhan luka dan kelumpuhan serta penyakit neuropati lainnya. Studi ini dipublikasikan di Phytomedicine, dan dikutip Medical Xpress.

Jalur regenerasi saraf yang bermasalah pada manusia dan hewan dengan akson yang panjang juga panjang. Hal ini seringkali membuat proses penyembuhan menjadi lama dan bahkan seringkali tidak dapat diubah karena akson tidak dapat mencapai tujuannya tepat waktu.

Oleh karena itu, laju pertumbuhan regenerasi yang dipercepat dapat memberikan perbedaan besar dalam hal ini, memastikan bahwa serat mencapai tujuan aslinya tepat waktu sebelum terjadi defisit fungsional yang tidak dapat diperbaiki.

Para peneliti mendemonstrasikan regenerasi akson pada model hewan dan sel manusia yang diambil dari retina yang disumbangkan oleh pasien. Pemberian cnicin dosis harian kepada tikus membantu memperbaiki kelumpuhan dan neuropati dengan lebih cepat.

Dibandingkan dengan senyawa lain, cnicin memiliki satu keunggulan penting: dapat dimasukkan ke dalam aliran darah secara oral (melalui mulut). Tidak harus diberikan melalui suntikan.

“Dosis yang tepat sangat penting di sini, karena cnicin hanya bekerja dalam jangka waktu terapi tertentu,” kata Fischer.

“Dosis yang terlalu rendah atau terlalu tinggi tidak efektif. Inilah sebabnya mengapa studi klinis lebih lanjut pada manusia sangat penting,” pungkasnya.

foto: outsidepride.com