OBATDIGITAL – Aspirin sudah dikenal sebagai obat penyakit jantung, stroke, dan obat demam. Obat ini termasuk juga sebagai pengencer darah, karena kandungan asam asetilsilat. Dalam studi terbaru aspirin juga berperan mencegah timbulnya kanker, terutama kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal eLife, para peneliti di University of California, Irvine (UCI), Amerika Serikat – dikutip oleh Medical Xpress (13/6/2022) – mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa aspirin mengubah cara populasi sel kanker kolorektal berevolusi dari waktu ke waktu, membuat sel-sel kanker kurang mampu bertahan dan berkembang biak.
“Kami bertanya apa pengaruh aspirin terhadap evolusi sel Darwinian,” kata Profesor Dominik Wodarz, pakar epidemiologi dan pencegahan penyakit di Program Kesehatan Masyarakat UCI.
“Kanker muncul karena sel berevolusi dari keadaan sehat menuju keadaan patogen di mana sel membelah tanpa henti. Ini terjadi ketika sel memperoleh sejumlah mutasi, dan mutasi ini dipilih. Kami menemukan bahwa aspirin memengaruhi proses evolusi ini dan memperlambatnya. .”
Tim menemukan bahwa aspirin mengubah tingkat kelahiran dan kematian sel kanker kolorektal. Secara khusus, aspirin mengurangi tingkat pembelahan sel tumor dan meningkatkan tingkat kematian sel.
Bersama koleganya Profesor Natalia Komarova, ahli matematika, mereka melakukan riset dengan mencurigai bahwa aspirin mungkin memiliki peran dalam evolusi kanker kolorektal, di mana kekuatan seleksi alam—atau proses yang menentukan individu mana dalam suatu populasi akan bertahan hidup dan bereproduksi dan mana yang tidak—mengatur apakah sel kanker berkembang biak atau tidak ke titik di mana mereka menjadi berbahaya atau mematikan.
“Kami berpikir bahwa perkembangan kanker yang melambat akibat aspirin pasti muncul dari evolusi sel yang melambat menuju keganasan,” kata Komarova.
“Yang mengejutkan kami adalah bahwa mekanisme ini dapat menjelaskan tingkat perlindungan yang terlihat pada populasi manusia dengan cukup baik. Dengan kata lain, besarnya prediksi konsisten dengan efek perlindungan yang terlihat pada populasi manusia, dalam studi epidemiologi.”
Dalam studi sebelumnya, terungkap bahwa orang yang mengonsumsi 600 miligram aspirin setiap hari selama dua tahun mengalami penurunan 63% kejadian kanker kolorektal pada pasien yang menderita sindrom Lynch—suatu kondisi bawaan yang meningkatkan risiko seseorang terkena jenis kanker tertentu seperti kanker kolorektal.
Banyak penelitian lain menguatkan temuan tersebut, tetapi tidak ada sampai sekarang yang menyelidiki kemungkinan penjelasan evolusioner mengapa ini terjadi.
“Bagian barunya benar-benar mengatakan bahwa aspirin mengubah hasil evolusi karsinogenesis,” kata Wodarz.
Menurut Wodarz, studi ini adalah contoh yang menunjukkan bahwa pendekatan matematis bisa sangat berguna untuk memahami fenomena kompleks dalam biologi kanker.
Berita Lain
Duo Raksasa Farmasi Berebut Pasar Obat Kanker Paru
Di Antara Negara G20, Indonesia Terendah Dalam Ketersediaan Obat Baru
Selain Obesitas dan Diabetes, Wegovy Juga Pilihan Obat Gagal Jantung