OBATDIGITAL – Tidur merupakan salah satu obat alami yang diperlukan tubuh, khususnya untuk mencegah penyakit dan meningkatkan sistem imun. Akan tetapi, sudahkah kita menerapkan pola tidur yang berkualitas?
Profesor di Nuffield Department of Clinical Neurosciences, University of Oxford, Colin A. Espie menjelaskan, ada banyak cara meningkatkan kualitas tidur. Salah satunya dengan mengetahui ritme alami dari tubuh sendiri.
Selama pandemi COVID-19, tidur jadi tidak berkualitas karena banyak disertai dengan kekhawatiran dan gangguan kecemasan.
Selama 18 bulan terakhir, Espie mengamati setidaknya 40% orang di Amerika mengalami gejala kecemasan dan depresi yang meningkat signifikan dari tahun 2019.
Dalam survei bulan Agustus 2021, lebih dari 2000 orang responden juga mengatakan mereka mengalami gangguan tidur. Akibatnya, tubuh jadi tidak bisa optimal dalam melawan penyakit.
Tahun 2020 lalu, Espie dan sekelompok peneliti dari seluruh dunia mencetuskan International COVID Sleep Study (ICOSS) untuk meneliti efek pandemi terhadap kualitas tidur.
Data diperoleh dari berbagai negara tersebut menunjukkan, waktu tidur yang berkualitas berbanding lurus dengan kesehatan mental, kemampuan mengingat, hingga produktivitas.
“Kabar buruknya, banyak dari kita yang tidak cukup tidur dan terkena insomnia,” ujar Espie dilansir dari situs Psychology Today, (10/1/2022).
Dari sebanyak 13 negara yang diteliti, Amerika Serikat memiliki tingkat insomnia tertinggi hingga 59,8% dan gangguan insomnia 31,4%. Espie pun membeberkan tips cara tidur yang benar dan berkualitas.
Pertama, buat jadwal tidur yang sesuai dengan aktivitas. Espie menyarankan untuk mencari tahu ritme alami tubuh dan tidak memaksa untuk begadang atau tidur lebih awal, karena hal ini justru dapat menimbulkan stres dan mempersulit tidur.
Kedua, tidur dengan lebih efisien. Tidur efisien dihitung sejak benar-benar pulas dan bangun dalam keadaan segar.
“Apakah Anda menghabiskan 9 jam berbaring di tempat tidur, tetapi hanya enam jam yang benar-benar tertidur? Jika demikian, efisiensi tidur Anda adalah 66 persen dan bisa dilakukan perbaikan,” tandas Espie.
Tipsnya, usahakan untuk melakukan aktivitas yang menenangkan dan menjauhi gawai sebelum tidur.
Pasalnya, gawai bersifat menstimulasi otak dan akan membuat pikiran lebih awas, menyebabkan tidur jadi lebih sulit. Membaca dan meditasi sebelum tidur juga bisa membantu. Terakhir, menciptakan rutinitas yang dapat membuat kita lebih produktif di siang hari.
Espie menjelaskan, pada penderita insomnia, terapi kognitif bisa mengurangi gangguan tidur. Caranya dengan melakukan latihan pernapasan maupun kegiatan lainnya yang bisa meningkatkan produktivitas sepanjang hari.
“Ingat, otak kita jauh lebih pintar dari kita, mreka tahu kita membutuhkan tidur sebanyak kita membutuhkan makanan, air, dan udara dan, jika Anda memercayai dan mengizinkannya, otak Anda akan memastikan bahwa tubuh Anda mendapatkan istirahat yang dibutuhkannya,” tutup Espie.
Berita Lain
YKI Dapat Bantuan Kantong Stoma dari Yayasan Batik
Awas Ada Wabah Baru Pasca COVID-19
Tenang, Demensia Dapat Dihindari Asal Kurangi Faktor Risiko Ini