26 April 2024

Mau Sehat? Klik Obat Digital

Senyawa Dalam Kacang Hijau Bersifat Anti Kanker

OBATDIGITAL – Formononetin ditemukan pada tanaman dan herbal seperti semanggi merah dan kacang hijau dan telah terbukti memiliki sifat antikanker.

Ini adalah fitoestrogen, artinya memiliki struktur yang mirip dengan hormon estrogen dan dapat mengikat reseptor estrogen tubuh.

“Temuan kami menunjukkan bahwa formononetin adalah kandidat terapi yang sangat baik untuk mengobati alergi makanan,” kata Ibrahim Musa, pakar patologi, mikrobiologi dan imunologi di New York Medical College, Amerika Serikat.

“Penelitian kami juga mengungkapkan mekanisme dan target baru yang dapat digunakan untuk merancang obat masa depan untuk mengobati alergi makanan dan gangguan alergi lainnya atau untuk mencegah anafilaksis parah yang terlihat pada penyakit alergi,” ujar Musa dalam Scitech Daily (6/4/2022).

Musa mempresentasikan penelitian baru tersebut pada pertemuan tahunan American Society for Biochemistry and Molecular Biology di Philadelphia, Amerika Serikat.

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan memperlakukan makanan atau sesuatu dalam makanan sebagai ancaman.

Hal ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi imunoglobulin E (IgE) yang bereaksi terhadap makanan dan dapat menyebabkan gejala alergi seperti gatal-gatal, asma, gatal-gatal, kesulitan bernapas atau diare.

Dalam penelitian sebelumnya, para peneliti mengidentifikasi formononetin sebagai terapi potensial untuk alergi karena menurunkan produksi IgE. Untuk mengetahui lebih lanjut, para peneliti beralih ke pendekatan yang dikenal sebagai farmakologi sistem.

Ini melibatkan penggunaan data dari database yang tersedia untuk umum untuk mengidentifikasi target gen dan protein yang diatur dalam alergi makanan dan penyakit sel mast. Sel mast juga memainkan peran penting dalam penyakit alergi yang dimediasi IgE.

Begitu mereka mengidentifikasi target gen dan protein, para peneliti memvalidasinya menggunakan garis sel berbudaya yang biasa digunakan dalam studi alergi.

Eksperimen sel ini menunjukkan bahwa formononetin memang mempengaruhi ekspresi target gen dan protein yang diidentifikasi menggunakan sistem farmakologi.

“Studi kami menunjukkan bahwa sistem farmakologi dapat digunakan untuk memprediksi interaksi obat/senyawa-target,” kata Musa.

Terlebih lagi, mekanisme kerja yang diidentifikasi untuk formononetin juga penting untuk penyakit alergi lainnya seperti asma alergi dan demam.

Ini menunjukkan bahwa formononetin atau kandidat terapi lain yang menurunkan produksi IgE dapat berguna untuk mengobati penyakit ini.