Seperti obat anti aritmia, obat untuk penderita hipertensi tidak bisa sembarangan. Ini karena ada beberapa jenis hipertensi. Ada beberapa obat hipertensi, yaitu sebagai berikut:
- Penghambat saraf adrenergik. Obat ini bekerja mencegah pelepasan hormon noradrenalin dari ganglian saraf adrenergik. Namun obat ini tidak daat mengendalikan tekanan darah berbaring dan dapat menyebabkan hipotensi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah deprisokuin dan deserpin. Obat-obat ini mempunyai efek samping: mengantuk, gagal ejakulasi, sakit kepala, kongesti nasal, depresi, gagal jantung dan sebagainya.
- Alfa blocker. Obat ini tergolong obat yang dapat menurunkan tekanan darah dengan cepat dan bisa dikombinasikan dengan obat anti hipertensi lainnya. Beberapa obat yang tergolong dalam jenis ini antara lain, doksazosin, indoramin, prazosin hidroklorida, dan terazosin. Obat ini memiliki efek samping, seperti inkontinensia urin, sakit kepala, mengantuk, mual, lemah, pusing tidak bertenaga dan sebagainya.
- ACE Inhibitor (penghambat enzim pengubah angiotensin). Obat ini bekerja menghambat enzim yang mengubah protein angiotensin I menjadi angiotensin II. Obat dari golongan ini sering direkomendasikan dokter untuk beberapa gejala hipertensi pada umumnya. Beberapa jenis obat yang termasuk dalam golongan itu antara lain, captopril, benazepril, delapril, enlapril meleat, lisinopril, ramipril, perindopril, kuinapril, dan silazapril. Obat dari jenis itu biasanya memiliki efek samping, di antaranya hipotensi, pusing, sakit kepala, mual, diare, batuk persisten, dan lain-lain. Obat ini harus di bawah pengawasan dokter karena memiliki efek pada ginjal, pada ibu hamil, dan bisa menyebabkan gagal jantung.
- antagonis reseptor angiotensin II. Obat-obat yang termasuk dalam golongan ini di nataranya, losartan kalium dan valsartan. Cara kerjanya mirip dengan ACE inhibitor, namun bedanya tidak menghambat pemecahan senyawa. Efek sampingnya antara lain hipotensi ringan, pusing, gangguan fungsi hati, dan gangguan pengecap.
- obat anti hipertensi yang bekerja sentral. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah metildopa dan klonidin hidroklorida. Ada pun efek sampingnya: mual, ruam kulit, tak bisa tidur, konstipasi, parkinson, hidung tersumbat, diare, dan mengantuk.
Sumber: Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000