Obat ini bekerja untuk mengatasi gangguan irama jantung. Aritmia sendiri terdiri dari berbagai macam seperti aritmia supreventrikular, fluter atrium, takikardia supraventrikel, dan sebagainya. Sehingga pengobatannya pun diberikan berdasarkan jenis aritmia.

Adapun jenis obat aritmia itu adalah sebagai berikut:

  1. obat aritmia supraventrikular. Yang termasuk dalam jenis ini adalah Adenosin yang bisa digunakan untuk jenis artimia: takikardia superverikuler paroksimal. Masa kerja obat ini pendek tapi efeknya bisa lebih panjang jika diberikan dipiridamol. Selain itu juga bisa diberikan glikosida jantung dan verapamil. Yang termasuk juga dalam obat ini adalah amiodaron, beta blocker, disopiramid, flekainid, prokainamid, dan kinidin. Obat-obat itu , seperti adenosin, pada umumnya memiliki efek samping muka merah, nyeri dada, sesak napas, rada tercekik, mual, kepala terasa ringan, gangguan ritme jika menjalani pemeriksaan EKG. Sedangkan efek samping verapamil adalah mual, sakit kapala, muka merah, gangguan fungsi hati, letih, edema pada pergelangan kaki.
  2. Aritmia supraventrikel dan ventrikel. Beberapa obat yang etrmasuk dalam jenis ini di antaranya, amiodarn hidroklorida, disopiramid, prokainamid hidrokoklorida, dan kinidin. Obat yang termasuk dalam golongan ini antara lain:
    • pertama amiodaron. Obat ini diperuntukkan untuk penyakit takikardia yang berkorelasi dengan sindrom Wolff Parkinson White. Sedangkan untuk penyakit artimia lain bisa digunakan bila pengobatan anti artimia lain tidak berhasil menyembuhkan penyakit. Amiodaron berbentuk obat infus dan obat oral. Dibandingkan yang oral, yang infus bekerja lebih cepat dan lebih efektif. Biasanya diberikan sekali sehari, bila mual dan muntah muncul, pasien bisa minum separonya. Obat ini mempunyai efek samping seperti akan merasa silau bila melihat lampu besar atau lampu mobil di malam hari, gangguan fungsi tiroid, gangguan neurologi, dan gangguan fungsi hati.
    • Kedua, beta blocker. bekerja meredam efek sistem simpatis terhadap konduksi sistem jantung,
    • Ketiga sotalol yang bekerja mengatasi aritmia ventrikel.
    • Keempat, disopiramid yang bekerja mengendalikan aritmia setelah serangan jantung, tapi kelemahannya obat ini mendepresi kontraksi jantung.
    • Kelima, flekainid, sama dengan lidokain. Baik untuk mengobat aritmia ventrikel yang serius.
    • Keenam, prokainamid untuk mengatasi aritmia ventrikel. Efek sampingnya bisa menimbulkan penyakit lupus bila dikonsumsi jangka panjang.
    • Ketujuh, kinidin baik untuk penyakit aritmia supraventrikel dan ventrikel, tetapi efek sampingnya justru menimbulan gangguan irama jantung. Sehingga semua obat jenis ini harus di bawah pengawasan dan dupervisi diokter.
  3. Aritmia ventrikel. Ada beberapa obat yang termasuk dalam jenis ini, yaitu bretilium, lidokain, meksiletin, morasizin, fenitoin, tokainid. Bretelium misalnya untuk penyakit aritmia ventrikel dengan resusitasi. Obat ini sejenis obat injeksi. Kemudian, lidokain yang juga diberikan secara injeksi.Obatini bisa menekan takikardia setelah serangan jantung. Lalu tokainid untuk aritmia ventrikel yang mengancam nyawa.