OBATDIGITAL – Sampai saat ini tidak ada pengobatan yang efektif untuk gejala inti gangguan spektrum autisme (ASD), seperti kesulitan bersosialisasi dan berkomunikasi.
Ini membuat sejumlah menjajal obat yang ada yang dianggap dapat memberikan pendekatan pengobatan baru.
Para peneliti menemukan bahwa obat anti-diare umum mungkin memiliki potensi dalam mengobati kesulitan sosial yang terkait dengan ASD.
Dengan melihat bagaimana obat yang berbeda mempengaruhi protein dalam sistem, peneliti mengidentifikasi kandidat obat potensial. Obat antidiare yang biasa digunakan yang disebut loperamide adalah kandidat yang paling menjanjikan, dan para peneliti memiliki hipotesis menarik tentang cara kerjanya untuk mengobati gejala ASD.
Beberapa gejala yang paling umum di ASD melibatkan kesulitan dengan interaksi sosial dan komunikasi.
“Tidak ada obat yang saat ini disetujui untuk pengobatan defisit komunikasi sosial, gejala utama ASD,” kata Elise Koch dari University of Oslo, Swedia, sekaligus sebagai ketua tim studi tersebut.
“Namun, kebanyakan orang dewasa dan sekitar setengah dari anak-anak dan remaja dengan ASD diobati dengan obat antipsikotik, yang memiliki efek samping yang serius atau kurang efektif dalam ASD,” tambahnya seperti dilansir dari Medical Xpress (12/9/2022).
Loperamide mengikat dan mengaktifkan protein yang disebut reseptor -opioid, yang biasanya dipengaruhi oleh obat opioid, seperti morfin.
Seiring dengan efek yang biasanya Anda harapkan dari obat opioid, seperti penghilang rasa sakit, reseptor -opioid juga memengaruhi perilaku sosial.
Dalam penelitian sebelumnya, tikus rekayasa genetika yang kekurangan reseptor -opioid menunjukkan defisit sosial yang serupa dengan yang terlihat pada ASD. Menariknya, obat yang mengaktifkan reseptor -opioid membantu memulihkan perilaku sosial.
Hasil ini pada tikus menyoroti kemungkinan menggiurkan bahwa loperamide, atau obat lain yang menargetkan reseptor -opioid, dapat mewakili cara baru untuk mengobati gejala sosial yang ada pada ASD, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji hipotesis ini.
Bagaimanapun, penelitian saat ini menunjukkan kekuatan asumsi bahwa obat lama memang dapat mempelajari trik baru.
Berita Terkait
BPOM AS Setujui Vaksin Flu Berbentuk Semprotan
Ini Yang Dilakukan IRRA Membantu Program Pemerintah di Bidang Kesehatan
YKI Gelar Pelatihan Tes IVA Untuk Kanker Serviks