OBAT ANTI DIABETES
1. Insulin
Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2. Salah satu obatnya adalah insulin. Insulin merupakan obat hormonal. Dahulu insulin sintetis diekstrak dari pankreas babi atau sapi, namun belakangan ini dapat disintesa dengan DNA rekombinan sehingga mirip dengan insulin yang dihasilkan pankreas manusia.
Hormon ini disimpan di liver dan ginjal serta otot. Jika pankreas tak berfungsi maksimal, maka homron yang tersimpan di organ-organ tersebut dikeluarkan. Insulin dikeluarkan untuk mengubah karbohidrat yang dikonsumsi tubuh menjadi energi.
Insulin terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
- Insulin kerja singkat ang disebut insulin soluble. Lama kerjanya biasanya 8 jam dengan puncak efeknya 1-3 jam. Sedangkan ia mulai bekerja 30 menit setelah penderita mengonsumsi insulin.
- insulin kerja sedang memiliki masa kerja 18-24 jam dengan masa efektinya puncaknya 6-12 jam. Sedangkan insulinnya mulai bekerja 1-2 jam setelah mengonsumsi.
- Insulin kerja sedang dengan mulai bekerja singkat. Jenis memiliki masa kerja 24 jam namun mulai bekerja 30menit setelah mengonsumsi.
- Insulin kerja lama. Adalah insulin yang mulai bekerja 4-6 jam setelah mengonsumsi namun masa kerjanya singkat yaitu 14-16 jam.
Insulin digunakan untuk semua jenis diabetes yang parah, seprti diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes tipe kehamilan, dan sebagainya. Namun demikin dosisnya bisa berbeda-beda tergantung dosis yang diberikan dokter.
Insulin biasanya diberikan terakhir setelah upaya pemberian obat lini pertama dan kedua tak berhasil menurunkan gula darah. Begitu pula upaya pasien dengan melakukan pola hidup sehat.
Efek samping: penggunaan insulin tanpa pengawasan dokter berpotensi menimbulkan efek samping berupa hipoglikemik, yaitu penurunan kadar gula darah di bawah normal. Bisa pula berfek pada kejadian hiperglikemik, justru menaikkan kadar gula darah akibat kerja insulin tidak optimal.
2. Obat diabetes Oral
Yang tergolong dalam jenis ini adalah, pertama, sulfonilurea. Sulfonilurea bekerja merangsang keluarnya insulin dari pankreas. Namun hanya efektif bila sel-sel beta di pankreas masih dapat berproduksi.
Beberapa obat yang termasuk kelompok ini di antaranya, klorporamid, glikazid, glibenclamid, glipizid, glikuidon, tolbutamid, dan akarbosa.
Efek samping: meningkatkan berat badan, gangguan fungsi hati dan ginjal terutama orang lanjut usia, wanita menyusui, ketoasidosis, fotosensitivitas, hipoglikemik dalam penggunaan yang lama.
3. Biguanid
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah metformin hidroklorida. Obat ini memiliki kelebihan daripada golongan sulfonilurea karena tidak menimbulkan efek samping berupa anaiknya berat badan. Selain itu tidak menimbulkan efek hipoglikemik, dapat menurunkan kadar insulin plasma.
Efek samping: mual, muntah, anoreksia, dan diare.
4. Antidiabetik Lain.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah Akarbosa. Obat ini berbeda kerjanya dengan dua obat sebelumnya. Yaitu: menghambat alpha glukosidase sehingga penyerapan karbohidrat bisa dihambat.
Efek samping: diare, perut kembung dan hepatitis.
5. Obat hipoglikemik.
Obat ini bekerja mencegah atau mengatasi hipoglikemik atau turunnya gula darah di bawah normal. Yang termasuk dalam obat jenis ini adalah glukagon. Glukagon bekerja menyeimbangan metabolisme karbohidrat dengan mengaktifkan fosforilase yang berperan dalam proses glukogenolisis di hati.
Efek samping: mual, muntah, diare, hipoglikemik, dan alergi.
Sumber:
1. Informatorium obat Nasional Indonesia 2000