4 Oktober 2024

Komunitas Alzheimer Bicara Giatkan Kampanye Soal Demensia

ilustrasi alzheimer
ilustrasi alzheimer

OBATDIGITAL – Pada tahun 2050, 4 Juta orang di Indonesia diperkirakan akan hidup dengan demensia, meningkat lebih dari 300% dari perkiraan saat ini sebesar 1,2 Juta Orang.

Demensia merupakan penyebab kematian ke-7 di dunia dan setiap tiga detik, seseorang mengalami kondisi tersebut.

Secara global, diperkirakan ada lebih dari 55 juta orang yang hidup dengan kondisi tersebut saat ini, hanya dalam waktu 5 tahun angka ini akan meningkat menjadi 78 juta dan meningkat menjadi 139 juta pada tahun 2050.

Baca juga: Perihal Soal Alzheimer.

Peningkatan ini juga berdampak pada ekonomi, saat ini perkiraan biaya tahunan untuk demensia adalah US$1,3 triliun, tetapi pada tahun 2030, biaya tersebut diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi US$2,8 triliun.

Pada Bulan Alzheimer Sedunia ini, Alzheimer’s Disease International (ADI) dan Alzheimer’s Indonesia (ALZI) meningkatkan kesadaran, menentang stigma dan diskriminasi yang masih ada di sekitar kondisi tersebut.

ADI dan ALZI mendesak pemerintah, masyarakat, dan individu untuk menyadari urgensi situasi ini dan mengambil tindakan untuk meningkatkan tingkat kesadaran dan menentang stigma yang masih menjadi penghalang untuk diagnosis, pengobatan, perawatan, dan dukungan.

ADI dan ALZI juga menyerukan agar rencana ini segera diperluas untuk mencakup kampanye kesadaran publik yang kuat dan inisiatif yang mendorong masyarakat yang inklusif dan mendukung.

Pendiri ALZI, DY Suharya mengatakan bahwa seiring dengan meningkatnya kesadaran publik atas demensia dan Alzheimer, semakin penting pula untuk menyadari bahwa semua orang bisa berperan aktif dalam mencegah orang terdekat kita untuk terkena demensia Alzheimer.

Mereka mendorong  komunitas Alzheimer Indonesia untuk bekerja sama dengan Universitas Katolik Atma Jaya untuk membentuk ALZI Academy and Healthy Aging Center di kampus Semanggi Jakarta.

Baca juga: Perihal Soal Alzheimer.

Tagar #TimeToActOnDementia dan #TimeToActOnAlzheimers pun akan digunakan sepanjang September untuk menarik perhatian global dan mendorong langkah-langkah proaktif menuju pemahaman yang lebih baik, diagnosis yang tepat waktu, dan perawatan komprehensif bagi mereka yang hidup dengan demensia.

“Di kampus ini diadakan  berbagai program layanan konseling, edukasi, pelatihan mengenai demensia melibatkan tenaga kesehatan profesional serta sukarelawan lintas generasi bagi mereka yang ingin berbagi kepada masyarakat,” kata DY Suharya.

Sementara itu, menurut CEO ADI Paola Barbarino, kesadaran yang rendah, stigma yang terus berlanjut, misinformasi, dan diskriminasi menghambat upaya untuk mengatasi kondisi tersebut, yang berarti banyak yang mengabaikan gejala awal Demensia Alzheimer tersebut.

Saat ini, 75% dari mereka yang hidup dengan demensia tidak terdiagnosis.

“Dengan diagnosis yang tepat waktu, orang yang hidup dengan demensia dapat mengakses dukungan pasca diagnosis agar dapat hidup dengan baik, berkualitas dan mandiri dengan kondisi tersebut lebih lama, namun termasuk mereka yang tidak terdiagnosis, kami tahu bahwa 85% orang yang hidup dengan demensia tidak menerima dukungan pasca diagnosis,” ujar Paola Barbarino.

Aries Kelana

RSS
Follow by Email
X (Twitter)
Visit Us
Follow Me
Instagram