OBATDIGITAL – Kolesterol dalam darah perlu dijaga meski dalam kondisi berpuasa. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menjaga kadar kolesterol agar tetap normal saat puasa.
Dokter spesialis gizi klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sheena R. Angelia mengatakan, pola makan yang kurang sehat saat berbuka puasa, misalnya dengan makan makanan berkolesterol tinggi dan mengurangi aktivitas fisik di bulan Ramadan justru berisiko meningkatkan kadar kolesterol.
“Tanpa disadari, kita suka berbuka puasa dengan makanan yang mengandung kolesterol tinggi, seperti daging berlemak, jeroan, junk food, atau makanan tinggi lemak jenuh lainnya, seperti makanan dan minuman bersantan, gorengan, sebagai reward setelah berpuasa selama belasan jam. Alhasil, kadar kolesterol jahat dalam tubuh pun meningkat,” jelas Sheena dikutip dari CNN Indonesia (29/3/2022).
Penyakit kadar kolesterol yang tinggi dalam darah atau disebut juga hiperkolesterolemia saat ini masih menjadi ancaman masyarakat global, khususnya Asia. Kolesterol jadi penyebab 3,9 juta kasus kematian di seluruh dunia.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, menunjukkan sebanyak 6,3% penduduk berusia 15-34 tahun memiliki kolesterol tinggi.
Kondisi ini semakin memburuk selama pandemi COVID-19 karena dipicu kebiasaan hidup yang cenderung minim aktivitas fisik.
Menurut Sheena, ada beberapa cara untuk menjaga kolesterol agar tetap normal.
Antara lain dengan menjaga pola makan gizi seimbang yang terdiri dari komposisi karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, dan kaya akan serat. Batasi juga konsumsi makanan dan minuman yang mengandung lemak jenuh.
Selain itu, tingkatkan aktivitas fisik seperti berolahraga selama 15-30 menit selama 3 sampai 5 kali seminggu secara teratur.
Tak lupa memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin, dan konsumsi suplemen yang mengandung plant stanol ester yang dapat membantu mengeluarkan kolesterol ke rongga usus sehingga mudah dikeluarkan lewat sistem ekskresi.
“Jadi, kita harus waspada karena siapapun bisa mengalami hiperkolesterolemia, meskipun awalnya tanpa gejala serius awalnya,” tutup Sheena.
Berita Lain
Tenang, Demensia Dapat Dihindari Asal Kurangi Faktor Risiko Ini
Pfizer- Dinas Kesehatan Jawa Barat Berikan Pelatihan Penanganan Hemofilia
Meski Mereda, Tetap Waspada Bahaya COVID-19