Anak-anak yang menderita kekambuhan kanker agresif yang dikenal sebagai neuroblastoma biasanya memiliki peluang kecil untuk bertahan hidup.
Namun, sekelompok peneliti di Karolinska Institutet di Swedia kini telah menunjukkan bahwa penghambat DHODH, yang dapat ditoleransi dengan baik pada manusia, dapat menyembuhkan neuroblastoma pada tikus jika diberikan dalam kombinasi dengan kemoterapi.
Neuroblastomas adalah tumor jaringan saraf yang biasanya didiagnosis pada anak-anak yang sangat muda, biasanya sebelum usia dua tahun. Penyakit ini mempengaruhi sekitar 15 sampai 20 anak-anak di Swedia setiap tahun dan merupakan bentuk kanker paling mematikan pada bayi.
Studi baru ini menunjukkan bahwa protein DHODH (dihydroorotate dehydrogenase), yang terlibat dalam metabolisme dan sintesis DNA, juga berperan penting dalam mendorong pertumbuhan tumor neuroblastoma agresif.
“Melalui pengobatan yang ditargetkan dengan penghambat DHODH spesifik, kami menunjukkan dalam penelitian sel dan hewan yang berbeda bahwa sel kanker mati, dan tumor berhenti tumbuh,” kata Ninib Baryawno, peneliti senior di Departemen Kesehatan Wanita dan Anak, Karolinska Institutet.
“Ini sangat menjanjikan, karena penghambat DHODH telah terbukti dapat ditoleransi dengan baik dalam uji klinis untuk gangguan lain,” ujarnya dalam Science Daily (22/8/2022).
Berita Terkait
BPOM AS Setujui Vaksin Flu Berbentuk Semprotan
Ini Yang Dilakukan IRRA Membantu Program Pemerintah di Bidang Kesehatan
YKI Gelar Pelatihan Tes IVA Untuk Kanker Serviks