OBATDIGITAL – Upaya ilmuwan untuk melakukan pemeriksaan kanker kulit terus dilakukan. Kini mereka berhasil menemukan cara untuk mendeteksi tingkat keganasan penyakit tersebut. Salah satunya yang ditemukan peneliti Universitas Newcastle, Inggris. Mereka menciptakan tes yang bisa memprediksi penyebaran dan kekambuhan kanker kulit.
Salah satu jenis kanker kulit yang dicoba adalah melanoma, yang merupakan penyakit kanker kulir yang banyak penderitanya. Setiap tahun di Inggris ditemukan 16.000 orang yang terkena kanker itu, sedangkan di Amerika Serikat berjumlah 96.000 kasus per tahun.
Dipimpin oleh Profesor Penny Lovat di Universitas Newcastle, Inggris, bekerja sama dengan perusahaan AMLo Biosciences, tes ini menawarkan kepastian bagi pasien yang didiagnosis dengan melanoma tahap awal.
Dengan dukungan dari National Institute for Health Research (NIHR) untuk mengembangkan penyediaan dan bekerja dengan AMLo Biosciences, layanan rujukan sekarang tersedia di mana bagian dari melanoma pasien dapat dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Tes ini mengidentifikasi risiko sebenarnya dari perkembangan penyakit pasien dan memberikan siapa pun yang didiagnosis dengan melanoma tahap awal non-ulserasi – terhitung sekitar 75% dari semua diagnosis baru – informasi yang lebih akurat tentang risiko penyebaran penyakit.
Hasil temuannya itu dipublikasikan dalam British Journal of Dermatology dan dikutip oleh Scietch Daily (13/1/2022).
Dalam penelitian itu, peneliti menjelaskan bagaimana melanoma tahap awal yang berisiko menyebar mengeluarkan faktor pertumbuhan yaitu TGFß2 yang menyebabkan pengurangan, atau penurunan regulasi, protein AMBRA1 dan Loricrin – keduanya ditemukan di kulit yang melapisi tumor. TGFß2 juga menyebabkan hilangnya claudin-1 yang menyebabkan hilangnya integritas kulit dan memfasilitasi ulserasi.
Profesor Penny Lovat, yang juga Chief Scientific Officer di AMLo Biosciences menjelaskan bahwa seperti mortar dan batu bata yang menyatukan dinding, AMBRA1, Loricrin dan Claudin 1 adalah protein kunci untuk menjaga integritas lapisan atas kulit.
“Ketika protein ini hilang, celah akan terbentuk – seperti mortar yang hancur di dinding. Hal ini memungkinkan tumor untuk menyebar dan akhirnya ulserasi yang kita tahu adalah proses yang terkait dengan tumor berisiko lebih tinggi,” ujar Lovat.
Berita Lain
ilmuwan Kembangkan Robot Mikro Pengantar Obat
Ke Depan Alat Pacu Jantung Tanpa Kabel
Ilmuwan Inggris Temukan Senyawa Pembasmi Kuman Penyakit