2 Desember 2024

Hadapi Bahaya Pneumonia, Masyarakat Perlu Diedukasi

Pemeriksaan paru pada pasien TB
Pemeriksaan paru

OBATDIGITAL – Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru atau “paru-paru basah” merupakan salah satu penyakit pernapasan paling mematikan di dunia yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus pneumoniae.

Untuk mengingatkan kembali keganasan penyakit itu dan sebagai bagian dari peringatan Hari Pneumonia Sedunia yang jatuh setiap tanggal 12 November, Pfizer Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menggelar diskusi publik bertajuk “Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045”.

Diskusi publik yang berlangsung di Hotel The Westin Jakarta (17/11/2024) ini menjadi momentum penting untuk mengedukasi masyarakat secara luas tentang ancaman pneumonia dan langkah pencegahannya.

Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 penyebab utama kematian yang kerap menyerang kelompok rentan, seperti bayi, anak-anak di bawah 5 tahun, dan lansia.

Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan bahwa pneumonia adalah penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3% dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan (12,5%). Selain anak-anak, orang dewasa juga memiliki risiko tinggi terhadap pneumonia.

Data Riskesdas Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 2,5% pada kelompok usia 55-64 tahun, 3,0% pada kelompok usia 65-74 tahun, dan 2,9% pada usia 75 tahun ke atas.

Menimbang angka kematian pneumonia yang masih tinggi di Indonesia, Direktur Pfizer Indonesia, Hendra Wijaya, dalam sambutannya menyampaikan komitmen Pfizer dalam menekan angka kematian pneumonia.

“Pfizer berkomitmen menghadirkan terobosan terkini di bidang kesehatan, termasuk vaksin terbaru dengan cakupan perlindungan yang lebih luas,” kata Hendra.

Pemberian vaksin atau imunisasi adalah langkah yang tepat untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit pneumonia. Secara khusus, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan imunisasi PCV lengkap diberikan secara berkala pada bayi di usia 2, 4, 6, dan 12-15 bulan.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D, turut menyampaikan pentingnya ketersediaan obat dan vaksin inovatif untuk mendukung Indonesia yang lebih sehat.

“Ketersediaan vaksin pneumokokal yang inovatif dan efektif sangat dibutuhkan masyarakat untuk mencegah infeksi akibat pneumonia serta membantu mengurangi angka kematian akibat pneumonia pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia,” ujarnya.

Pihaknya, sambung Taruna, telah mengevaluasi produk vaksin dan melihat bahwa vaksin pneumokokal yang diproduksi oleh Pfizer memiliki efikasi yang cukup tinggi, sehingga dinilai sangat bisa membantu pencegahan penyakit ini.

Taruna menambahkan BPOM juga berkomitmen untuk terus mempercepat proses registrasi obat dan vaksin baru dari 300 hari kerja menjadi 120 hari kerja, dan dari 120 hari kerja menjadi 90 hari kerja untuk pendaftaran melalui reliance pathway.

Menutup sesi diskusi, Dr. Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, DVM., MPH., Ph.D, Bidang Humas dan Media PP IAKMI, menegaskan kembali tentang pentingnya imunisasi pneumonia yang memiliki peran besar untuk mewujudkan generasi sehat dan produktif di Indonesia.

Dalam memperingati Hari Pneumonia Sedunia 2024 ini, IAKMI berharap agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan vaksinasi sebagai langkah preventif melindungi diri dari pneumonia.

“Kami harap dengan adanya dorongan pemerintah untuk vaksinasi pneumonia untuk semua kategori usia, Indonesia dapat mewujudkan generasi penerus yang sehat dan produktif, demi menggapai Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

Septiani Arum H

Foto: Pfizer Indonesia