OBATDIGITAL – Data terbaru menunjukkan bahwa infeksi virus COVID-19 varian Omicron tidak seringan yang diduga banyak, walaupun orang itu sudah divaksin lengkap.
Contohnya di Amerika Serikat. Tingkat kematian terkait COVID di antara orang Amerika Serikat yang menerima vaksin COVID-19 Johnson & Johnson lebih dari dua kali lipat dari orang yang menerima vaksin lain.
Menurut data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), sejak 8 Januari lalu, ketika kasus varian yang sangat menular melonjak, tingkat kematian terkait COVID di antara orang-orang yang mendapat suntikan Johnson & Johnson (J&J) lebih dari lima dalam 100.000.
Itu dibandingkan dengan sekitar dua kematian per 100.000 di antara mereka yang menerima vaksin mRNA buatan Pfizer atau Moderna, berdasarkan berita dari CBS News yang dikutip oleh Medical Xpress (26/3/2022).
Meski demikian tingkat kematian di antara mereka yang mendapat suntikan J&J—yang bukan merupakan vaksin mRNA—masih jauh lebih rendah daripada di antara orang Amerika yang tidak divaksinasi. Tingkat kematian mereka mendekati 20 per 100.000.
“Data CDC menambah semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa vaksin Johnson & Johnson COVID-19 memberikan perlindungan yang tahan lama terhadap infeksi terobosan dan rawat inap,” kata juru bicara J&J Jake Sargent dalam sebuah pernyataan tertulis menanggapi data CDC.
“Vaksin J&J berbeda dalam hal itu, pada awalnya respons antibodi sedikit lebih rendah daripada vaksin mRNA. Tetapi respons itu sebenarnya dipertahankan dengan sangat baik dari waktu ke waktu, bahkan sedikit meningkat,” ujar Dan Barouch, direktur Pusat Penelitian Virologi dan Vaksin di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston.
Berita Lain
Pentingnya Imunisasi Lengkap Bagi Anak
Catat, Pneumonia Bisa Menyerang Remaja Juga
Waspada, Vaksin COVID-19 Bisa Timbulkan Efek Samping Menstruasi Abnormal