OBATDIGITAL – Pandemi COVID-19 digadang-gadang akan menjadi endemi sebentar lagi. Lantas, masih perlukah mengkonsumsi vitamin D secara rutin?
Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada, Dian Caturini menuliskan dalam penelitiannya, angka defisiensi vitamin D di Indonesia terbilang masih cukup tinggi.
“Dalam penelitian pada anak-anak berusia 15-18 tahun di 10 sekolah Yogyakarta, ditemukan bahwa hampir 100 persen dari sampel penelitian mengalami defisiensi vitamin D,” tulis Dian dikutip kumparan.com (27/3/2022).
Orang dewasa pun banyak yang masih kekurangan asupan vitamin D yang memadai, terutama pekerja wanita berdasarkan tim peneliti Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (Fema IPB).
Saat pandemi COVID-19, masyarakat berbondong-bondong mengkonsumsi vitamin D untuk menjaga daya tahan tubuh, khususnya dalam masa pemulihan setelah terinfeksi virus COVID-19. Meski COVID-19 akan menjadi endemi, minum vitamin D secara rutin masih sangat penting untuk dilakukan.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2019, kebutuhan harian vitamin D bagi tiap kelompok usia berbeda-beda.
Untuk bayi di bawah 1 tahun kebutuhannya 400 IU, sedangkan untuk anak di atas 1 tahun, remaja, dewasa, serta ibu hamil dan menyusui butuh 600 IU. Lansia usia di atas 65 tahun butuh 800 IU.
Bagi orang yang kurang terkena paparan sinar matahari yang cukup, dosis vitamin D yang diperlukan berkisar antara 800 hingga 1000 IU.
Jangan lupa, meski sudah minum vitamin D, berjemur tetap harus dilakukan untuk mengaktivasi kandungan vitamin D dalam tubuh.
Berita Lain
Duo Raksasa Farmasi Berebut Pasar Obat Kanker Paru
Di Antara Negara G20, Indonesia Terendah Dalam Ketersediaan Obat Baru
Selain Obesitas dan Diabetes, Wegovy Juga Pilihan Obat Gagal Jantung