OBATDIGITAL – Beberapa dokter diduga memberikan antibiotik kepada bayi yang lahir dengan operasi caesar atau dilahirkan karena ketubannya pecah. Padahal menurut oleh para peneliti di Rumah Sakit Anak Philadelphia (CHOP), Amerika Serikat,Bayi yang lahir melalui persalinan sesar yang tidak rumit, tanpa persalinan atau ketuban pecah sebelum melahirkan dan tidak khawatir akan infeksi, seharusnya tidak memerlukan antibiotik saat lahir, menurut sebuah studi oleh para peneliti di Rumah Sakit Anak Philadelphia (CHOP), Amerika Serikat.Temuan yang dipublikasikan hari ini di Pediatrics, dapat membantu dokter menyesuaikan penggunaan antibiotik dini pada bayi baru lahir. Hanya mereka yang dianggap berisiko terinfeksi yang harus menerima antibiotik, sehingga mengurangi penggunaan yang tidak perlu.“Mengingat risiko yang terkait dengan sepsis awitan dini pada bayi, tidak mengherankan bahwa bayi baru lahir sering diberikan antibiotik segera setelah lahir,” kata penulis pertama Dustin D. Flannery, seorang ahli neonatologi dan peneliti klinis di Rumah Sakit Anak CHOP.“Namun, penelitian kami menunjukkan bahwa aman untuk menahan antibiotik pada bayi, termasuk mereka yang lahir prematur, dengan karakteristik persalinan berisiko rendah. Bayi tersebut tidak mungkin terinfeksi saat lahir, dan dapat terhindar dari komplikasi potensial dari paparan antibiotik sistemik,” imbuhnya seperti dikutip dari Science Daily (13/1/2022).Biasanya dokter memberikan antibiotik kepada bayi yang lahir prematur karena dikawatirkan rawan terkena infeksi yang biasa muncul 72 jam setelah kelahiran.Padahal penggunaan antibiotik yang berkepanjangan di antara bayi baru lahir dikaitkan dengan hasil buruk yang serius di antara bayi prematur dan potensi komplikasi jangka panjang di antara bayi cukup bulan, menggarisbawahi perlunya cara yang lebih baik untuk menilai risiko infeksi.Karena cara utama bayi baru lahir terpapar bakteri adalah melalui proses persalinan, para peneliti memutuskan untuk menganalisis karakteristik persalinan untuk melihat apakah mereka dapat membantu penyedia mengidentifikasi bayi dengan risiko EOS terendah.Dalam studi retrospektif, mereka menilai semua bayi yang lahir antara 2009 dan 2014 di dua rumah sakit bersalin di Philadelphia yang memiliki kultur darah atau cairan serebrospinal yang diperoleh dalam waktu 72 jam setelah lahir.Hasilnya, mereka berisiko rendah terkena infeksi pasca lahir lewat operasi caesar.
Berita Lain
Di Antara Negara G20, Indonesia Terendah Dalam Ketersediaan Obat Baru
Selain Obesitas dan Diabetes, Wegovy Juga Pilihan Obat Gagal Jantung
Philips Indonesia Tunjuk Astri Sebagai Nakhoda Baru