19 April 2024

Mau Sehat? Klik Obat Digital

Awas, Penderita TBC Didominasi Dewasa Muda!

OBATDIGITAL – Mayoritas pengidap penyakit tuberkulosis (TBC) adalah pekerja usia produktif, menurut data Global TB Report 2022. Penderita TBC di dunia didominasi usia 25-34 tahun. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi menegaskan, di Indonesia kasus TBC terbanyak ada pada kelompok usia produktif, khususnya usia 45-54 tahun. 

“Jumlah kasus TBC sensitif obat (SO) berdasarkan jenis pekerjaan tahun 2022 paling banyak dialami oleh buruh sebanyak 54.800 orang, petani 51.900 orang, dan wiraswasta 44.200 orang,” ujar Imran dalam keterangan resmi yang dikutip, Senin (20/3/2023). 

Sementara itu, untuk jumlah kasus TBC resisten obat (RO) paling banyak terdapat pada wiraswasta 751 orang, buruh 635 orang, dan pegawai swasta BUMN atau BUMD 564 orang.

Angka keberhasilan pengobatan TBC sensitif obat di Indonesia pada 2022 sebesar 85%, sedangkan untuk TBC resisten obat masih 55%.“

Edukasi itu sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan TBC karena pengobatannya lama, kalau TB SO itu 6 bulan minimal, kalau TB RO itu minimal 1 tahun,” imbuh Imran.

 Ada beberapa cara pencegahan penyakit TBC yang dianjurkan oleh pemerintah, di antaranya tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) nomor 13 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerja.

Langkah pertama yang bisa dilakukan yaitu identifikasi risiko tinggi TBC di tempat kerja dengan melakukan screening pada pekerja, kemudian sosialisasi pencegahan serta penerapan strategi DOTS, yaitu pusatkan (Direct attention) pada identifikasi Bakteri Tahan Asam (BTA) positif, Observasi (Observe) langsung pasien, lakukan pengobatan (Treatment) dengan regimen obat, dan OAT jangka pendek (Short Course) melalui pengelolaan, distribusi dan penyediaan obat yang baik.

Di sisi lain, Perwakilan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Prof Dwi Sutanto mengatakan, hampir semua organ tubuh manusia bisa terkena TBC, tetapi yang paling sering adalah paru-paru.

Ada sejumlah kondisi yang berpotensi meningkatkan risiko infeksi TBC, antaralain penyakit yang memperburuk imunitas tubuh seperti HIV/ AIDS, diabetes, gangguan gizi, gagal ginjal, alkohol, perokok.Prof Dwi melanjutkan, pekerja berisiko tinggi terkena TBC karena masa usia kerja dan paparan bahan di tempat kerja.

Misalnya, paparan di tempat kerja seperti silika dan bahan beracun lain yang terhirup dapat menurunkan kondisi serta daya tahan paru-paru.

“Akibatnya kalau kena infeksi TBC paru-paru lebih rentan terinfeksi,” pungkasnya.

Selain itu, ventilasi yang kurang baik di tempat kerja, langkah pencegahan yang tidak berjalan, dan alat pelindung atau APD yang tidak optimal, hingga kebiasaan merokok akan meningkatkan risiko tinggi terkena TBC.

 Gejala TBC yang umum ditemukan yaitu batuk berdahak, mengeluarkan darah saat batuk, merasa lemas, sesak napas, nafsu makan menurun, berat badan turun, demam meriang dan sering berkeringat pada malam hari.