OBATDIGITAL – Pasien kanker prostat perlu mewaspadai hal ini. Sebab ada jenis kanker prostat yang baru yang resisten terhadap terapi hormonal yang sebelumnya belum dikenal. Itu terungka[ setelah para peneliti di Weill Cornell Medicine and Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New jersey, Amerika Serikat, mengidentifikasi satu sub tipe baru yang tidak hanya kebal terhadap terapi hormon melainkan juga berperan terhadap pertumbuhan kanker.
Dalam studi yang diterbitkan 27 Mei lalu di Science dan dikutip oleh Science Daily (27/5/2022), , para peneliti memeriksa perubahan molekuler yang terjadi dalam keganasan lanjut yang disebut kanker prostat tahan pengebirian, yang muncul ketika tumor menghindari pengobatan yang membuat mereka kehilangan hormon yang mendorong pertumbuhan mereka. Menggunakan sampel yang berasal dari pasien, mereka melakukan survei komprehensif terhadap kanker ini.
“Data kami menunjukkan bahwa ada empat kelompok penyakit yang resisten terhadap pengebirian, dua di antaranya belum didefinisikan sebelumnya,” kata ketua tim peneliti Profesor Ekta Khurana, Cendekiawan Riset WorldQuant Foundation dan ahli fisiologi dan biofisika di Weill Cornell.
Salah satunya, yang mereka sebut seperti sel induk (SCL), menyumbang sekitar seperempat dari kanker prostat yang resisten. Mereka mengidentifikasi satu set protein yang bekerja sama untuk memicu penyakit yang resistan terhadap pengobatan ini.
Penelitian telah menunjukkan pula bahwa jalur molekuler yang sama ini mendorong tumor padat lainnya, termasuk kanker kolorektal dan keganasan payudara dan paru-paru, sehingga para ilmuwan sudah bekerja untuk mengembangkan cara mengganggu aktivitas mereka.
“Untuk pasien yang termasuk dalam kelompok SCL ini, kami telah menemukan target obat yang sangat menjanjikan, yang studi masa depan akan bekerja untuk memvalidasinya,” kataKhurana,.
Kanker prostat perlu diwaspadai para pria, karena diperkirakan 268.000 pria akan terkena kanker prostat tahun ini. Para peneliti telah mengetahui bahwa jenis kanker ini mencakup lebih dari satu penyakit. Beberapa tumor mungkin berhasil menolak pengobatan, tetapi masih membutuhkan terapi testosteron dan hormon lain, yang disebut androgen secara kolektif.
Sementara yang lain, melepaskan ketergantungan mereka pada androgen dan mengambil bentuk agresif yang dikenal sebagai neuroendokrin.
Selain sub tipe ini ada protein tertentu yang mendorong pertumbuhan kanker. Protein ini, FOSL1, TEAD, YAP dan TAZ, menjadi terlalu aktif dan mengubah aksesibilitas kromatin untuk mendorong pertumbuhan tumor. Dalam percobaan, para peneliti menemukan bahwa dua molekul yang diketahui mengganggu protein ini memperlambat pertumbuhan sel SCL, tetapi tidak pada sel yang bergantung pada androgen – hasil yang menyoroti potensi pengobatan yang ditargetkan.
“Begitu Anda dapat mengidentifikasi jenis tumor yang dimiliki pasien, itu adalah informasi yang sangat kuat,” kata Khurana.
Berita Lain
Duo Raksasa Farmasi Berebut Pasar Obat Kanker Paru
Di Antara Negara G20, Indonesia Terendah Dalam Ketersediaan Obat Baru
Selain Obesitas dan Diabetes, Wegovy Juga Pilihan Obat Gagal Jantung