OBATDIGITAL – Kanker merupakan salah satu jenis penyakit mematikan . Tidak hanya orang dewasa, anak pun juga banyak yang terkena. Ini yang membuat kita harus mewaspadainya.
Data dari Global Cancer Statistics (Globocan) menunjukkan bahwa pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 175.300 kasus baru kanker anak usia 0-14 tahun dan sekitar 96.400 anak meninggal karena kanker di seluruh dunia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam sambutan tertulisnya mengatakan, kanker merupakan salah satu penyebab kematian pada anak.
“Di tahun 2020, WHO memperkirakan prevalensi di kelompok usia 0-18 tahun mencapai 276.000 kasus atau sekitar 1.5% dari seluruh kejadian di kelompok tersebut,” ujarnya secara daring.
Itu diungkapkan dalam jumpa pers yang berlangsung di Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta Selatan (13/7/2024).
Seminar edukasi buat media ini diselenggarakan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) dalam menyambut Hari Anak Nasional 2024.
Tingginya angka kanker pada anak disebabkan karena sulitnya penanganan yang terbatas pada proses screening.
Di samping itu, masih banyak anak dengan kanker yang ditemukan sudah stadium lanjut.
Kondisi ini tentu memerlukan perhatian khusus lantaran tidak jarang anak-anak yang mengalami kanker, indera pengecap rasanya akan berkurang yang ditandai dengan hilangnya nafsu makan sehingga kerap kali mereka juga mengalami malnutrisi, termasuk overnutrition.
“Kebutuhan protein pada anak dengan kanker lebih tinggi dari pada anak sehat. Protein diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk mempertahankan masa otot agar tidak mudah lelah,” jelas dr. Yoga Devaera Sp A(K).
Mendukung penjelasan dari dr. Yoga Devaera Sp. A(K) – terkait pentingnya memastikan kebutuhan protein pada anak – dr. Fransiska M. Kaligis, Sp.KJ(K) menjelaskan bahwa kebutuhan nutrisi dan protein termasuk ke dalam dukungan medis, yang diikuti dengan komunikasi rutin antara orang tua dan tim medis yang menangani anak.
“Tak hanya dukungan medis, penanganan kanker pada anak juga memerlukan dukungan emosional.
Dukungan emosional dapat diwujudkan melalui kehadiran orang tua yang mampu memotivasi anak untuk menjalani rangkaian pengobatan dengan cara memberikan validasi dan membantu anak mengelola emosi yang muncul selama proses pengobatan.
‘Orang tua harus melakukan dukungan medis pada anak. Perlu berkomunikasi dengan tim medis yang menangani anak secara rutin untuk memastikan kondisi sang anak,” imbuh Fransiska.
Di samping itu, hadirnya orang tua sangat penting dalam membantu anak mengatasi stres
Menurutnya, orang tua sering disebut sebagai pasien yang terselubung (hidden patients). Karena jika anak sakit, sistem dalam keluarga akan berubah.
Karena itu, orang tua perlu mendapat kebutuhan informasi dan kebutuhan emosional. Kebutuhan informasi seperti seminar yang berhubungan dengan penyakit sang anak. Kebutuhan emosional itu bagaimana cara orang tua mendampingi anak penyandang kanker. Kemudian kemudian kebutuhan finansial, terkait keuangan yang diperlukan untuk anak.
Selain itu kebutuhan fisik, orang tua dengan anak kanker memiliki tanggung jawab yang besar. Hal ini menyebabkan orang tua dapat mengalami kelelahan.
“Dan yang terakhir adalah dukungan spiritual. Dukungan-dukungan di atas juga dapat disebut sebagai dukungan psikososial,” pungkas Fransiska.
Editor: Septiani Arum
Reporter dan Foto: Helmi Kurnia
Berita Terkait
Studi Terbaru Tunjukkan Vitamin D Bisa Turunkan Tekanan Darah Pada Obese Lansia
Hadapi Bahaya Pneumonia, Masyarakat Perlu Diedukasi
Ini Obat Baru Untuk Cegah Kekambuhan Skizofrenia