OBATDIGITAL – Pasien kanker payudara punya alternatif baru. Sebab tidak lama lagi akan tersedia obat kanker payudara yang bersifat ajuvan dan Neo ajuvan.
Itu setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memberikan lampu hijau kepada Lynparza buatan Merck dan AstraZeneca. Obat itu bekerja sebagai penghambat PARP.
Sebelumnya telah tersedia obat penghambat PARP lain seperti buatan Clovis Oncology’s Rubraca (rucaparib), GlaxoSmithKline’s Zejula (niraparib) and Pfizer’s Talzenna (talazoparib).
Persetujuan baru ini untuk digunakan pada pasien kanker payudara stadium awal yang bermutasi BRCA, HER2-negatif yang telah diobati dengan kemoterapi – baik sebelum atau sesudah operasi – dan berada pada risiko tinggi penyakit itu kambuh kembali.
Manajemen AstraZeneca dan Merck mengatakan bahwa persetujuan tersebut menjadikan Lynparza (olaparib) satu-satunya penghambat PARP yang telah menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup pasien kanker payudara.
Data tindak lanjut dari percobaan juga menunjukkan bahwa Lynparza mengurangi risiko kematian sebesar 32% dibandingkan dengan plasebo, yang juga merupakan hasil yang signifikan.
Sebekum disetujui sebagai penghambat PARP, telah disetujui oleh FDA sebagai pengobatan lini kedua untuk kanker payudara BRCA-mutasi, HER2-negatif. Sehingga tetapi persetujuan penggunaan adjuvant dapat membuka pasar baru yang signifikan untuk obat tersebut.
Diperkirakan sekitar setengah dari semua pasien dengan mutasi BRCA, risiko tinggi, pasien kanker payudara HER2-negatif adalah kandidat untuk pengobatan dengan Lynparza.
“Sebagian besar kanker payudara diidentifikasi pada tahap awal, dan banyak pasien akan sembuh dengan baik, tetapi bagi mereka dengan penyakit berisiko tinggi saat didiagnosis, risiko kembalinya kanker bisa tinggi, dan pilihan pengobatan baru diperlukan,” kata Prof Andrew Tutt. dari King’s College London yang meneliti khasiat Lynparza.
Selain untuk kanker payudara, Lynparza juga disetujui untuk mengobati kanker ovarium, prostat, dan pankreas.
Lynparza telah menghasilkan penjualan AstraZeneca sebesar US$2,75 miliar tahun lalu, naik sekitar 25%, sementara Merck membukukan hanya di bawah US$1 miliar dari obat tersebut.
Berita Lain
Duo Raksasa Farmasi Berebut Pasar Obat Kanker Paru
Di Antara Negara G20, Indonesia Terendah Dalam Ketersediaan Obat Baru
Selain Obesitas dan Diabetes, Wegovy Juga Pilihan Obat Gagal Jantung