13 Juli 2025

Obat Digital

Berita Seputar Farmasi dan Kesehatan

Haloo, Obat Berbentuk Pil Ini Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Obat baru Obesitas dari Novo Nordisk
Obat baru Obesitas

OBATDIGITAL – Harapan baru bagi penderita obesitas. Dengan menggunakan obat berbentuk pil ini, berat badannya diharapkan bisa menyusut. Itu setelah Eli Lilly, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, mengeluarkan obat percobaannya, orforglipron. Obat ini membantu penderita diabetes tipe 2 menurunkan gula darah dan menurunkan berat badan.

Obat GLP-1, sebelumnya seperti Ozempic (buatan Pfizer) dan Wegovy (bikinan Novo Nordisk), populer untuk membantu orang mengelola diabetes dan menurunkan berat badan. Namun saat ini, dua obat tersebut hanya tersedia dalam bentuk suntikan.

Obat tersebut bekerja dengan menargetkan hormon GLP-1, yang membantu mengatur gula darah dan mengurangi nafsu makan. Tidak seperti obat GLP-1 lain yang terbuat dari molekul besar, orforglipron berbentuk molekul kecil. Itu berarti tubuh dapat menyerapnya dengan lebih mudah,

“Ini benar-benar memberi kami kesempatan untuk menjangkau lebih banyak pasien daripada yang dapat Anda jangkau dengan suntikan,” kata Jeffrey Emmick, wakil presiden senior pengembangan produk di Lilly Cardiometabolic Health, kepada The Wall Street Journal, yang dikutip Medical Xpress, belum lama ini.

Obat berbentuk pil ini bisa menjadi alternatif lain karena beberapa orang tidak menyukai suntikan. Selain itu, obat suntik sering kali perlu disimpan dalam keadaan dingin, sedangkan pil tidak perlu penyimpanan di lemari es.

Dalam studi terbaru, orforglipron diuji selama 40 minggu pada orang dewasa penderita diabetes tipe 2. Orang yang mengonsumsi dosis tertinggi kehilangan berat badan rata-rata 16 pon, atau sekitar 7,9% dari berat badan mereka sebelumnya. Sedangkan efek samping yang paling umum adalah berupa gsngguan perut – sebagian besar ringan atau sedang.

Perusahaan berencana untuk mengajukan pil tersebut untuk disetujui sebagai pengobatan penurunan berat badan pada akhir tahun 2025 dan untuk pengobatan diabetes pada tahun 2026.

Adanya obat itu tentu bakal disambut positif. Perlu diketahui, prevalensi obesitas di Indonesia terus meningkat. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 25,8% penduduk dewasa Indonesia tergolong obesitas pada 2017.

Enam tahun berikutnya, prevalensi obesitas pada penduduk dewasa meningkat menjadi 28,7% pada tahun 2023. Selain itu, sekitar 1 dari 5 anak-anak di Indonesia juga mengalami kelebihan berat badan.

Aries Kelana
Sumber: medicalxpress.com