OBATDIGITAL – Qory Sandioriva. Dia pernah meraih gelar Puteri Indonesia 2009. Tetapi siapa sangka, dibalik kepandaian dan kecantikannya, dia pernah menderita penyakit autoimun. Dia pernah mengalami kelumpuhan.
Ketika itu belum ketahuan apa penyakit sesungguhnya. Dokter membutuhkan tujuh tahun untuk bisa menegakkan diagnosanya.
Namun perjalanan hidupnya penuh dengan stigma. Akibat pengetahuan masyarakat yang masih terbatas tentang autoimun, menyebabkan Qory sempat dijauhi oleh orang-orang di sekelilingnya karena menganggap menderita autoimun serupa dengan HIV AIDS. Hal ini membulatkan tekadnya untuk berjuang mengkampanyekan autoimun melalui kiprahnya sebagai Duta Autoimun Republik Indonesia.
Maka, jangan anggap remeh Penyakit autoimun. Ini karena sampai sekarang belum ada obatnya. Sejauh ini obat-obatan yang tersedia sejauh ini sebatas mengatasi gejala-gejalanya. Ada beberapa Penyakit yang tergolong autoimun, sepertinlupus dan rematik.
Jumlah penderitanya terus bertambah. Penyakit autoimun menduduki peringkat ke-3 penyakit mematikan di Amerika Serikat dan menyerang 15,9% penduduknya.
‘Prevalensi autoimun di Indonesia belum tersedia data registrasi secara terinci, namun besar kemungkinan tidak jauh berbeda dengan kondisi di Amerika Serikat,” kata Marisza Cardoba salah satu pendiri MCF (Maria Cordoba Foundation.
Itu diungkapkan Marisca dalam acara peluncuran buku mengenai penyakit autoimun antara MCF dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, baru-baru ini di Jakarta. Judul bukunya adalah ‘Keluarga Sehat TNI AL’
Tujuan dari buku ini adalah sebagai upaya mengedukasi masyarakat dalam penerapan Lima Dasar Hidup Sehat (LDHS) khususnya pola makan sehat alami bebas gluten untuk mencegah serta menanggulangi berbagai penyakit, terutama autoimun.
Peluncuran buku ini oleh Kepala Staf Angkatan Laut yang diwakili oleh Asisten Personalia Kasal Laksda TNI Rony Saleh, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr. Yudhi Pramono, MARS, Asisten Deputi Pangarusutamaan Gender Bidang Politik dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Dr. Iip Ilham Firman, serta Pendiri MCF Prof.Dr.dr.Aru Wisaksono Sudoyo SpPD, KHOM.
Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Laut, Laksma TNI dr. Dwi Adang Iskandar Sp.B menyampaikan sosialisasi autoimun di lingkungan TNI AL diselenggarakan perta malianya di Markas Besar TNI AL dalam rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Angkatan Laut.
“Ini sebagai bentuk perhatian khusus TNI AL terhadap meningkatnya kasus autoimun,” ujar Dwi Adang Iskandar.
Selanjutnya Dr.dr. Stevent Sumantri SpPD, DAA, KAI memandang perlu mewaspadai pandemi autoimun yang peningkatan kasusnya kian signifikan dan memengaruhi produktivitas pengidapnya.
Menurutnya, penyakit yang mengenai 10% populasi dengan keterlibatan organ yang berbeda, menjadi ancaman nyata yang harus disikapi dengan langkah preventif maupun kuratif, termasuk di lingkungan TNI Angkatan Laut.
“Autoimun dapat mengenai orang dewasa muda usia 18-60 tahun yang harusnya merupakan usia produktif, sehingga perlu dibangun kesadaran, diagnosis dini dan penanganan yang baik, karena mendukung Indonesia Emas 2045 tentunya butuh generasi usia produktif yang sehat,” ujar Steven.
Autoimun masih dianggap stigma, karena orangnya seringkali diluar kelihatannya sehat-sehat saja, tapi ada kelelahan kronik, gangguan konsentrasi dan lain sebagainya.
Sementara itu, Prof.Dr.dr.Aru Wisaksono Sudoyo SpPD, KHOM.menjelaskan bahwa generasi yang lalu autoimun hampir tidak ada, karena autoimun adalah sebuah reaksi terhadap gaya hidup dan lingkungan.
Bahwa apa yang kita makan, apa yang kita hirup di sekitar kita membawa tubuh kita beraksi dalam bentuk antibodi. Ada yang disebut kebocoran usus atau leaky gut juga sangat mempengaruhi.
“Penyakit autoimun banyak menyerang saraf, sendi, dan otot yang dapat mengganggu fungsi gerak, bahkan beberapa penyakit autoimun mengakibatkan kondisi disabilitas., papar Aru
Aries Kelana
Sumber: MCF
Berita Terkait
Ini yang dilakukan Phillips Untuk Membantu Penanganan Kanker Anak
Hadapi Penyakit Akibat Perubahan Iklim, Universitas Nanyang Singapura Dirikan Pusat Riset Baru
Berebut Membuat Obat Kanker Lini Pertama