20 April 2024

Mau Sehat? Klik Obat Digital

Untuk Membunuh Virus Corona, Cukup Dengan Bola Lampu

OBATDIGITAL – Bola lampu yang sama yang digunakan di kantor dan ruang publik, dan sebagian di rumah tinggal, dapat menghancurkan virus corona dan HIV (human immunodeficiency virus). Itu menurut sebuah studi baru dari University of Toronto (U of T) Scarborough, Kanada.

Para peneliti membunuh kedua virus itu dengan menggunakan lampu yang mengandung UV-LED (ultraviolet-light emition diode), yang dapat bergantian antara cahaya putih dan sinar ultraviolet (UV) dekontaminasi. Dengan retrofit murah, mereka juga dapat digunakan di banyak perlengkapan pencahayaan standar, memberi mereka “daya tarik unik” untuk ruang publik, kata Profesor Christina Guzzo, salah anggota tim studi tersebut.

“Kita berada pada saat kritis di mana kita perlu menggunakan setiap kemungkinan perhentian untuk mengeluarkan kita dari pandemi ini,” kata Guzzo, asisten profesor di departemen ilmu biologi. “Setiap strategi mitigasi yang dapat dengan mudah diterapkan harus digunakan,” ujar Christina Guzzo dalam Medical Xpress (28/3/2022).

Lampu UV membunuh virus melalui radiasi. Guzzo, bersama mahasiswa doktoral Arvin T. Persaud dan Jonathan Burnie, membuktikannya dengan menguji lampu pada spora bakteri (spora Bacillus pumilus) yang terkenal tahan terhadap radiasi ini.

“Jika Anda dapat membunuh spora ini, maka Anda dapat mengatakan bahwa Anda harus dapat membunuh sebagian besar virus lain yang biasa Anda temui di lingkungan,” kata Guzzo, peneliti utama di Guzzo Lab.

Dalam 20 detik paparan sinar UV, pertumbuhan spora turun hingga 99%.

Para peneliti kemudian menciptakan tetesan yang mengandung virus corona atau HIV, untuk meniru cara khas orang menghadapi virus di depan umum, seperti dari batuk, bersin, dan pendarahan. Tetesan kemudian terkena sinar UV dan ditempatkan dalam budaya untuk melihat apakah ada virus yang tetap aktif. Dengan hanya 30 detik paparan, kemampuan virus untuk menginfeksi turun 93%.

Setelah menguji virus pada konsentrasi yang berbeda, mereka menemukan sampel dengan lebih banyak partikel virus lebih tahan terhadap sinar UV. Tetapi bahkan dengan viral load yang begitu tinggi, Guzzo menyebutnya “skenario terburuk”, infektivitas turun 88%.

Periset lalu membandingkan sinar UV dengan disinfektan yang kerap dipakai untuk membunuh virus. Mereka menemukan lampu itu sama efektifnya dalam kemampuan mereka untuk menonaktifkan virus.

“Saya benar-benar terkejut bahwa UV dapat bekerja pada tingkat yang sama dengan bahan kimia laboratorium yang umum digunakan, yang kami anggap sebagai standar emas,” katanya. “Itu membuat saya berpikir, “Ya ampun, ini adalah alat yang sah yang benar-benar kurang dimanfaatkan.'”